Rabu, 24 Juli 2013

Traveller ke Pantai Sundak + Gua Pindul

Travelling bolang saya kali ini menuju ke wilayah jawa bagian selatan. berawal dari Solo saya kali ini beserta tim meluncur ke daerah gunung kidul melalui rute lain, dimana rute kali ini berbeda tidak melalui jaur utama Klaten/ Jogja tapi lewat jalur pedalaman yang saya sendiri tidak paham daerah apa itu, yang jelas kita melalui daerah sukoharjo. Beranjak dari Solo jam 8 pagi setelah mengisi perut dengan perjalanan kurang lebih 3 jam sampai tempat tujuan pertama yaitu pantai Sundak.
Pantai Sundak adalah salah satu dari jajaran pantai yang berada di gunung kidul yang juga eksotis dengan pantai pasir putihnya. Hari itu kebetulan hanya kita yang berkunjung di pantai Sundak, tidak heran karena pas bukan hari libur dan lebih banyak pengunjung yang lebih memilih ke pantai Indrayanti yang lokasinya hanya beberapa ratus meter saja. Karena di sana lebih banyak terdapat semacam tempat makan/ tempat untuk berteduh, sedangkan pantai Sundak lebih sedikit. Namun dengan sepinya pantai saya lebih leluasa mengeksplor untuk mengambi foto. Alangkah beruntungnya saya, karena ternyata pelindung kaca lensa kamera ponsel saya baret yang membuat hasil fotonya menjadi blur dan kurang tajam untuk mengambil fokus objek. Tak apalah yang penting sikat dulu...












Setelah lumayan lama menikmati dan menyusuri pinggiran pantai Sundak, selanjutnya kita menuju tujuan kedua yaitu Gua Pindul. Objek wisata alam yang tidak begitu jauh dari wonosari Gunung Kidul. Gua Pindul sendiri baru ramai dikunjungi baru beberapa tahun ini. Setelah membayar tiket masuk 20-25 ribu, kita sudah dapat menyusuri panjangnya gua pindul yang panjangnya sekitar 250 meter. KIta dibekali ban dan pelamapung untuk masuk di lokasi gua.
Kali ini ponsel saya bungkus plastik supaya tidak basah di dalam gua. Sampai dalam memang benar2 eksotis, disuguhi kemegahan gua yang terdapat banyak juga stalakmit dan stalaktit yang besar. Setelah sampai di ujung gua terdapat sebuah ruang yang lumayan luas, dan disitu banyak digunakan para pengunjung untuk terjun dari atas/ tempat di sisi gua yang lebih tinggi.
overall seru untuk gua pindul. Sebenarnya masih ada beberapa tempat lagi di kawasan gua pindul, namun kita memutuskan untuk pulang dan menuju Jogja. Berikut jepretan saya di gua pindul.
















sekian kunjungan saya kali ini di gunung kidul, nantikan kunjungan-kunjungan saya selanjutnya.

Traveller ke Curug Tujuh Bidadari

Masih berada di kawasan kaki gunung Ungaran. Travelling saya kali ini mengambah ke suatu tempat wisata alam yang indah yang dinamakan curug tujuh bidadari (CUBIDA). Sebuah air terjun yang berada di desa Keseneng kecamatan Sumowono, Kab. Semarang atau sekitar 7 km dari objek wisata Candi Gedung Songo.
Untuk sampai di lokasi cubida tidaklah sulit, karena lokasinya yang mudah dijangkau menggunakan kendaraan bermotor dan di sepanjang perjalanan akan disuguhi pemandangan hijaunya gunung ungaran dan berbagai perkebunan bunga.
Untuk para backpacker pun tidak sulit untuk menjangkau daerah ini, mulai dari Semarang atau Ungaran bisa ditempuh dengan naik bis jurusan Terboyo-Bandungan. Dengan membayar sekitar 5 ribu sudah bisa mengantar sampai ke pasar sumowono. Kemudian dari pasar sumowono bisa naik ojek yang banyak terdapat di area pasar tersebut. Dengan biaya kurang lebih 20 ribu sudah langsung bisa di antar sampai lokasi. Namun untuk kembali dari lokasi menuju pasar sumowono belum ada jasa ojek, tetapi mungkin bisa dengan janjian untuk dijemput oleh tukang ojek yang ada di pasar.
Biaya tiket masuk lokasi curug tidaklah mahal, hanya 3 ribu saja. Sudah dapat menikmati pesona alam di situ yang memang masih terihat alami dengan pepohonan yang rimbun.








_________________________________newasides mobile photography________

Jumat, 19 Juli 2013

DUGDERAN (Tradisi Menjelang Bulan Ramadhon)

Setiap seminggu menjelang bulan suci ramadhon, kota Semarang memiliki tradisi yang turun temurun sejak jaman dulu. Tradisi ini biasa disebut dengan "DUG-DERAN". Biasanya pada satu hari menjelang puasa diadakan suatu ceremony penutupan dugderan itu sendiri. Lokasi dari acara tersebut dimulai dari kawasan balaikota menuju masjid agung jateng. Acara yang disambut oleh walikota Semarang tersebut berisi beraneka ragam karnaval kebudayaan di kota Semarang, karnaval kostum dan masih banyak lagi. Namun yang menjadi pusat perhatian pada acara ini adalah adanya "warak ngendog". warak ngendog sendiri seperti ogoh-ogoh yang ada di Bali dan ini menyerupai naga berkaki empat yang dibawa oleh beberapa orang dan berwarna warni. Dengan ditandai pemukulan bedug atau mercon berarti menandakan bahwa bulan puasa telah tiba dan acara dugderan sendiri selesai.