Jumat, 10 Juli 2015

SISI LAIN PESONA DESA CUNTEL

Puasa gini gak kudu stay dengan rutinitas tiap harinya
Atau cuma nahan laper & dahaga
Sesekali perlu untuk cari udara segar

Point yang saya kejar kali ini adalah landscape sunsetnya yang katanya istimewa.


Sebelum waktu sunset, saya sesekali mengambil foto suasana spot disitu yang mayoritas berwarna hijau daun dan birunya langit
Sungguh hiburan yg menyegarkan di puasa kali ini
Ternyata spot atau gardu pandang ini juga sudah banyak diketahui orang sebagai spot wisata
Beberapa pengunjung terlihat mengunjungi




Dan lokasi ini juga gak begitu jauh dengan spot pendakian yang bernama "pereng putih", sebuah tebing besar dengan warna yg semu putih sepertu batuan kapur.

Dari yang saya lihat di sekitarnya ternyata tempat ini memang masih produktif digunakan oleh warga untuk lahan pertanian
Ada beberapa petak lahan untuk pertanian sepertu tembakau, kentang dan juga bawang.

gardu pandang yang ada di sini pun masih terbilang sederhana. Masih berupa batang kayu yang disusun oleh warga setempat, dan tepat di depan terdapat pohon kering yang cukup fotogenik.























Untuk biaya masuk spot ini terbilang murah meriah. Cukup bayar 2000 rupiah saja, dan di sana juga dikelola  warga yang tinggalnya juga masih dalam spot yang sama. Terdapat 2 rumah yang juga difungsikan sebagai warung.








Dan mungkin alangkah nikmatnya ketika bisa ngopi atau makan cemilan di atas sana sambil menunggu sunset.
Sore itu rasanya sangat lama. Jam 5 pun langit masih biru dan matahari masih nampak tinggi.
Dan penantian saya gak sia-sia
sunset yang saya tunggu muncul juga, sambil lihat jam yang menunjukkan pukul 17.40 wib
sambil menikmati sunset sembari mengobati dahaga seharian puasa.



















Perjalanan saya pun diakhiri dengan bentangan landscape sunset yang istimewa.
tak disangka tangan dan hidung sudah kaku kedinginan yang gak perlu dipungkiri ketinggian spot tersebut mencapai 1720mdpl.
brrrrrrrrrrrrrrrrr....
Dan lanjut turun kembali ke Kopeng untuk menikmati kehangatan teh dan menu buka puasa.




Minggu, 15 Maret 2015

HAPPY LUNAR YEAR 2015 IN KLENTENG TAY KAK SIE SEMARANG

Imlek kali ini kunjungan foto saya ke sebuah klenteng legendaris di kota Semarang, klenteng yang berada di gang Lombok Pecinan ini bernama Klenteng Tay Kak Sie.

Pagi yang cukup cerah mengawali hari imlek tahun ini. Bersama komunitas fotografi ponsel CoferONE Semarang saya mengunjungi klenteng Tay Kak Sie. Tujuan foto saya di sana adalah untuk mengabadikan budaya Tiong Hoa beserta aktivitasnya pada saat perayaan imlek.
Suasana hening penuh religi ketika saya beserta teman-teman fotografer masuk ke dalam klenteng.
Banyak warga TiongHoa yang sedang beribadah bersama keluarganya.
Saya pun mencoba mencari spot yang nyaman untuk foto dan berusaha untuk mencari tempat yang tidak mengganggu kegiatan ibadah mereka.
Berikut beberapa hasil jepretan saya di dalam Klenteng Tay Kak Sie









Sedangkan kondisi di luar klenteng pun juga memberi pemandangan yang berbeda. Banyak warga yang mengantri untuk menerima angpao. Dimana tradisi pemberian angpao juga menjadi tradisi yang dinanti-nanti saat perayaan imlek.
Sebagian besar warga yang ikut dalam antrian angpao adalah ibu-ibu dan anak-anak. Dan beberapanya adalah warga sekitar klenteng dan sekitarnya.


Suatu pemandangan dan pengalaman baru bagi saya untuk membaur bersama di klenteng dalam perayaan imlek tahun ini. Kentalnya nilai religi dan sosial dalam satu lokasi ini memperlihatkan persatuan budaya dan adat Tiong Hoa di tanah Jawa.

Sekian perjalanan saya untuk imlek tahun ini
Satu kata untuk destinasi saya kali ini
Klenteng Tay Kak Sie "AWESOME"


*thanks to :
warga pecinan semarang
warga klenteng Tay Kak Sie
teman-teman fotografer (coferone semarang)